perang dunia
Rabu, 02 Januari 2013
Senin, 31 Desember 2012
Kemajuan teknologi dan peperangan
Kemajuan teknologi dan peperangan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teknologi pada Perang Dunia II
Pesawat terbang dimanfaatkan sebagai alat mata-mata, pesawat tempur, pengebom, dan bantuan darat, dan masing-masing perannya memperoleh kemajuan yang berarti. Inovasi-inovasi yang muncul meliputi pengangkutan udara (kemampuan memindahkan suplai, perlengkapan, dan personil berprioritas tinggi dan terbatas dalam waktu singkat);[343] dan pengeboman strategis (pengeboman kawasan berpenduduk untuk menghancurkan industri dan moral).[344] Persenjataan antipesawat juga dikembangkan, termasuk pertahanan radar dan artileri darat-ke-udara, seperti senjata 88 mm Jerman. Pemakaian pesawat jet
dimulai dan meski pengenalannya yang terlambat memberi sedikit
pengaruh, pesawat jet kelak menjadi standar angkatan udara di seluruh
dunia.[345]Kemajuan dibuat di hampir segala aspek pertempuran laut, terutama kapal angkut pesawat (kapal induk) dan kapal selam. Meski sejak awal perang, peperangan udara menuai sedikit kesuksesan, berbagai aksi di Taranto, Pearl Harbor, Laut Cina Selatan, dan Laut Koral membuat kapal induk dianggap mampu menggantikan kapal perang.[346][347][348]
Di Atlantik, kapal induk pengawal terbukti memainkan peran penting dalam konvoi Sekutu dan meningkatkan radius perlindungan efektif serta membantu menutup celah Atlantik Tengah.[349] Kapal induk juga lebih ekonomis daripada kapal perang karena biaya produksi pesawat yang relatif rendah[350] dan tidak perlu diperkuat habis-habisan.[351] Kapal selam, terbukti merupakan senjata efektif pada Perang Dunia Pertama,[352] diantisipasi oleh semua pihak sebagai sesuatu yang terpenting nomor dua. Britania memfokuskan pengembangan persenjataan dan taktik antikapal selam, seperti sonar dan konvoi, sementara Jerman berfokus pada memperbarui kemampuan serangannya dengan desain seperti kapal selam Tipe VII dan taktik wolfpack.[353] Secara perlaham, teknologi baru Sekutu seperti sinar Leigh, hedgehog, squid, dan torpedo lacak terbukti unggul.
Peperangan darat berubah dari garis depan statis pada Perang Dunia I ke peningkatan mobilitas dan senjata gabungan. Tank, yang sering dipakai untuk membantu infanteri saat Perang Dunia Pertama, berubah menjadi senjata utama.[354] Pada akhir 1930-an, desain tank lebih maju dibandingkan saat Perang Dunia I,[355] dan kemajuan terjadi sepanjang perang melalui peningkatan kecepatan, pertahanan, dan daya tembak.
Saat perang dimulai, kebanyakan komandan menduga tank musuh harus bertemu tank dengan spesifikasi yang lebih hebat.[356] Ide ini ditantang oleh performa buruk senjata tank awal yang relatif ringan melawan kendaraan lapis baja, dan doktrin Jerman menghindari pertempuran tank-versus-tank. Hal ini, bersama pemakaian senjata gabungan oleh Jerman, termasuk di antara leemen kunci kesuksesan taktik blitzkrieg mereka di Polandia dan Perancis.[354] Banyak cara untuk menghancurkan tank, termasuk dengan artileri tidak langsung, senjata antitank (baik yang ditarik maupun gerak sendiri), ranjau, senjata antitank infanteri jarak pendek, dan bahkan tank lain pun diikutsertakan.[356] Bahkan dengan mekanisasi besar-besaran, infanteri masih merupakan tulang punggung seluruh pasukan,[357] dan sepanjang perang, sebagian besar infanteri memiliki perlengkapan yang sama seperti saat Perang Dunia I.[358]
Senjata mesin portabel meluas, seperti MG42 Jerman dan berbagai senjata submesin yang dimodifikasi untuk pertempuran jarak dekat di perkotaan dan hutan.[358] Bedil serang, sebuah pengembangan akhir perang yang mencakup berbagai fitur bedil dan senjata submesin, menjadi senjata standar infanteri pascaperang untuk sebagian besar angkatan bersenjata.[359][360]
Sebagian besar pihak yang terlibat berupaya memecahkan masalah kompleksitas dan kerumitan yang muncul dari pemakaian buku kode besar untuk kriptografi dengan memakai mesin sandi, yang paling terkenal adalah mesin Enigma Jerman.[361] SIGINT (signals intelligence) adalah proses melawan dekripsi yang pernah dipakai oleh Sekutu untuk memecahkan kode laut Jepang[362] dan Ultra dari Britania Raya, berasal dari metodologi dari Polish Cipher Bureau, yang berhasil mengungkap Enigma selama tujuh tahun sebelum perang.[363] Aspek lain intelijen militer adalah pemakaian kebohongan, yang berhasil dipakai oleh Sekutu dengan kesuksesan besar seperti dalam operasi Mincemeat dan Bodyguard.[362][364] Kemajuan teknologi dan rekayasa lainnya tercapai sepanjang atau setelah perang, termasuk komputer-komputer terprogram pertama di dunia (Z3, Colossus, dan ENIAC), misil pandu dan roket modern, pengembangan senjata nuklir Proyek Manhattan, penelitian operasi dan pengembangan pelabuhan buatan dan jalur pipa di bawah Selat Inggris.[365]
-
Boeing B-17E Amerika Serikat. Sekutu kehilangan 160.000 penerbang dan 33.700 pesawat sepanjang perang udara di Eropa.[366]
-
U-995 Type VIIC Jerman. Antara 1939 dan 1945, 3.500 kapal dagang Sekutu ditenggelamkan dengan mengorbankan 783 kapal-U Jerman.
-
T-34 Soviet, tank paling banyak diproduksi dalam perang ini. Lebih dari 57.000 unit dibuat pada tahun 1945.
Pendudukan
Pendudukan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kolaborasi dengan Kekuatan Poros pada Perang Dunia II, Pemberontakan pada Perang Dunia II, dan Eropa dudukan Jerman
Di Eropa, pendudukan muncul dalam dua bentuk yang sangat berbeda. Di
Eropa Barat, Utara, dan Tengah (Perancis, Norwegia, Denmark,
Negara-Negara Hilir, dan wilayah Cekoslowakia yang dianeksasi), Jerman menerapkan kebijakan ekonomi yang berhasil mengumpulkan 69,5 miliar reichmark (27,8 miliar dolar AS) pada akhir perang; jumlah ini tidak meliputi perampokan produk industri, perlengkapan militer, bahan mentah, dan barang-barang lain.[335]
Dari situ, pendapatan yang muncul dari negara-negara pendudukan
mencapai 40 persen dari pendapatan yang dikumpulkan Jerman dari pajak,
jumlah yang meningkat hampir 40 persen dari total pendapatan Jerman
sepanjang perang.[336]Di Timur, keuntungan yang diharapkan dari Lebensraum tidak pernah didapatkan karena garis depan yang berfluktuasi dan kebijakan bumi hangus Soviet memusnahkan sumber daya bagi para penjajah Jerman.[337] Tidak seperti di Barat, kebijakan ras Nazi mengizinkan kekejaman berlebihan terhadap "orang inferior" keturunan Slavik; sebagian besar serbuan Jerman disertai dengan eksekusi massal.[338] Meski kelompok pemberontak berdiri di hampir semua teritori pendudukan, mereka tidak mengganggu operasi Jerman baik di Timur[339] maupun Barat[340] sampai akhir tahun 1943.
Di Asia, Jepang menyebut negara-negara di bawah pendudukannya sebagai bagian dari Lingkup Persemakmuran Asia Timur Raya, yang pada dasarnya merupakan hegemoni Jepang yang diklaim bertujuan membebaskan bangsa yang dikolonisasi.[341] Meski pasukan Jepang awalnya disambut sebagai pembebas dari dominasi Eropa di sejumlah daerah, kekejaman mereka yang berlebihan mengubah opini publik menjadi menentang mereka dalam hitungan minggu.[342] Selama penaklukan awal Jepang, negara ini mencaplok 4.000.000 barrel (640,000 m3) minyak (~5.5×105 ton) yang ditinggalkan oleh pasukan Sekutu yang mundur, dan pada tahun 1943 Jepang mampu merebut produksi minyak di Hindia Timur Belanda hingga Templat:Bbl to t, 76 persen dari tingkat produksinya tahun 1940.[342]
Front dalam negeri dan produksi
Front dalam negeri dan produksi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Produksi militer pada Perang Dunia II dan Front dalam negeri pada Perang Dunia II
Di Eropa, sebelum pecah perang, Sekutu memiliki keunggulan signifikan
dalam hal populasi dan ekonomi. Pada tahun 1938, Sekutu Barat (Britania
Raya, Perancis, Polandia, dan Jajahan Britania) memiliki populasi 30
persen lebih besar dan produk domestik bruto 30 persen lebih besar
daripada Poros Eropa (Jerman dan Italia); jika koloni disertakan dalam
hitungan, Sekutu mendapatkan keunggulan 5:1 dalam jumlah penduduk dan
2:1 dalam PDB.[325]
Di Asia pada saat yang sama, Cina memiliki jumlah penduduk enam kali
lebih banyak daripada Jepang, tetapi PDB yang 89 persen lebih tinggi;
jumlah ini berkurang menjadi populasi tiga kali lebih banyak dan PDB 38
persen lebih tinggi jika koloni-koloni Jepang disertakan dalam hitungan.[325]Meski keunggulan ekonomi dan populasi Sekutu dimanfaatkan besar-besaran selama serangan blitzkrieg awal Jerman dan Jepang, mereka menjadi faktor penentu pada tahun 1942, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet bergabung dengan Sekutu, setelah sebagian besar perang ini menjadi perang atrisi.[326] Sementara kemampuan Sekutu untuk melampaui produksi Poros sering dikaitkan dengan akses Sekutu yang besar ke sumber daya alam, faktor-faktor lain, seperti keengganan Jerman dan Jepang untuk mempekerjakan wanita dalam tenaga kerja,[327][328] pengeboman strategis oleh Sekutu,[329][330] dan peralihan terbaru Jerman ke ekonomi perang[331] sangat berkontribusi besar. Selain itu, baik Jerman maupun Jepang tidak berencana mengadakan perang yang berkepanjangan, dan tidak sanggup melakukannya.[332][333] Untuk meningkatkan produksi mereka, Jerman dan Jepang memanfaatkan jutaan buruh budak;[334] Jerman memanfaatkan 12 juta orang, kebanyakan dari Eropa Timur,[310] sementara Jepang memanfaatkan lebih dari 18 juta orang di Asia Timur Jauh.[318][319]
Pendudukan
Langganan:
Postingan (Atom)